Istilah “Airway bill” dan “Custom clearance” pasti sudah tidak asing lagi bagi para eksportir dan importir. Kedua hal tersebut adalah istilah penting dalam proses pengiriman ke luar negeri.
Tidak hanya dua istilah itu saja tetapi masih banyak lagi kata-kata asing yang akan dijumpai ketika melakukan proses ekspor.
Istilah Logistik yang Harus Diketahui
Agar anda tidak kebingungan ketika melakukan proses ekspor impor, lebih baik anda memaksimalkannya dengan cara memahami istilah-istilah dalam logistik, seperti di bawah ini.
1. Airway bill (AWB)
Airway Bill (AWB) adalah dokumen yang dijadikan sebagai bukti pengiriman barang yang dikhususkan melalui jalur udara atau istilah lainnya adalah surat muatan Udara (SMU).
Penggunaannya kurang lebih sama seperti resi yang dimana nomor acak yang tertera dapat digunakan untuk tracking atau pelacakan paket yang dikirimkan.
2. Bill of Lading
Bill of lading (B/L) adalah dokumen yang dijadikan sebagai bukti pengiriman atau tanda terima terhadap pihak pengangkutan dengan penerima.
Berisi tentang informasi pengiriman/kargo yang dikirim, jenis, berapa jumlah, serta kondisi barang, dan informasi lainnya, menjadikan dokumen ini sebagai landasan efisiensi untuk memperlancar proses pengiriman.
3. Custom Clerance
Secara sederhana custom clerance ini bertugas untuk mengurusi semua yang berkaitan dengan administrasi berkas cargo baik itu melalui pesawat ataupun kapal.
4. Description of Goods
Istilah ini diartikan sebagai deskripsi suatu barang yang akan dikirimkan untuk mengetahui apa isi dari paket tersebut, sehingga mempermudah saat dilakukan proses pengecekan.
Setiap negara memiliki regulasi sendiri, jika sampai ditemukan barang tanpa deskripsi yang jelas maka paket bisa saja tertahan.
5. Manifest
Manifest adalah dokumen yang memuat secara rinci informasi tentang nama/inisial penerima, tujuan (nama pelabuhan), nama negara, dan kode jenis barang yang diangkut.
Baca juga:
Kirim Paket Ke Malaysia East Dengan Harga Yang Terjangkau
Apa Itu Pickup Dan Drop Off Pada Jasa Pengiriman?
Kirim Paket Dari Jakarta Ke Luar Negeri Dengan Harga Murah
6. Net Weight (NW)
Net weight (NW) merupakan konsep penting dalam industri logistik dan pengiriman barang. Istilah ini merujuk pada berat murni dari barang itu sendiri, tanpa mempertimbangkan faktor tambahan seperti kemasan, palet, atau material pendukung lainnya.
7. Last Mile
Istilah dalam logistik yang mengacu pada tahap akhir pengiriman barang dari pusat distribusi ke lokasi penerimaan akhir. Ini merupakan bagian paling mahal dan sulit dalam proses pengiriman karena melibatkan pengiriman ke banyak lokasi yang tersebar dengan volume yang lebih kecil.
8. HS Code
HS Code, singkatan dari Harmonized System Code, adalah sistem penamaan dan penomoran standar internasional yang digunakan untuk mengklasifikasikan produk dalam perdagangan internasional yang terdiri dari 6-8 digit. Kode ini dapat membantu bea cukai untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan barang secara cepat dan akurat..
9. Shipper dan Consignee
Singkatnya shipper adalah pihak yang mengirimkan barang, sedangkan consignee adalah pihak yang menerima barang tersebut.
10. Dangerous Goods
Dangerous goods adalah barang berbahaya yang sangat peka terhadap suhu udara, tekanan dan getaran serta dapat mengganggu terhadap beberapa aspek dan membahayakan keselamatan penerbangan serta dapat merusak peralatan pengangkutan.
Produk yang termasuk kedalam kategori ini memiliki ketentuan pengiriman yang berbeda dengan produk lainnya karena terkait dengan transportasi barang berbahaya yang diatur oleh berbagai peraturan yang berbeda, baik ditingkat nasional maupun internasonal yang berlaku.
11. Pick Up dan Repacking
Selain sepuluh istilah di atas, mungkin kalian juga sering mendengar kata pickup dan repacking. Pick up, adalah layanan penjemputan paket langsung dari rumah anda untuk diproses kirim ke luar negeri. Dengan begitu, tidak perlu lagi repot-repot datang ke kantor ekspedisi, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga anda.
Kemudian ada juga istilah repacking atau pengemasan kembali. Untuk repacking ini anda jangan khawatir karena paket yang akan dikemas kurang rapi atau belum sesuai dengan standar ekspedisi dan agar tidak kena volume, sehingga akan sangat terbantu dengan adanya proses repacking ini.